Kamis, 13 Juni 2013
GANJANG MALAYSIA DENGAN ANGKATAN KELIMA
Ini adalah foto dari majalah LIFE yang memperlihatkan barisan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani, onderbouw PKI) tengah latihan baris berbaris seraya membawa senjata jenis Tjung buatan RRT (Republik Rakjat Tiongkok) di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Aksi tersebut sebetulnya sangat tidak disukai oleh pihak AD (Angkatan Darat). Namun dengan alasan mempersiapkan sukarelawan KOGAM (Komando Ganjang Malaysia) maka dengan setengah hati pihak aparat mengizinkan kegiatan ini. Guna lebih mengorganisasikan perjuangan aksi ganyang Malaysia (atau lebih dikenal dengan Dwikora), PKI lewat Ketua Umum Dipa Nusantara Aidit telah membicarakan soal pembentukan Angkatan Kelima pada 14 Januari 1965 dengan Presiden Sukarno selaku Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan Pemimpin Besar Revolusi di Istana Merdeka.
Sejarawan Rum Aly dalam Titik Silang Jalan Kekuasaan tahun 1966, menyebut Angkatan Kelima sebagai inisiatif politik Aidit untuk melakukan semacam takeover atas suatu gagasan yang muncul sebelumnya pada kwartal terakhir tahun 1964. Syahdan, saat Bung Karno berkunjung ke Cina, ia mendapat masukan politik dari Pemimpin RRT Mao Zedong dan Perdana Menteri Chou En-lai untuk mempersenjatai buruh dan tani. Itu wajib hukumnya, kata mereka, supaya lebih menguatkan perjuangan melawan kaum imperialis dalam Operasi Dwikora, Bung Karno harus memiliki sejenis pasukan seperti Tentara Merah-nya Mao. Sebagai bentuk keseriusan RRT membantu terbentuknya Angkatan Kelima itu, Chou En-lai (disetujui oleh Mao) berkomitmen memberikan 100.000 pucuk senjata Tjung secara cuma-cuma kepada Indonesia. Diharapkan dengan bantuan senjata-senjata itu, Indonesia bisa membentuk sedikitnya 10 divisi bersenjata dari kalangan buruh an tani. "Terkesan pada mulanya Soekarno tertarik sedikit saja meskipun memperlihatkan sikap cukup menyambut baik gagasan itu dan untuk seberapa lama belum menunjukkan sikap persetujuan yang jelas. Agaknya, Presiden Soekarno masih memperhitungkan juga faktor reaksi dan sikap Angkatan Darat nantinya," tulis Rum Aly.
Sumber : Hendi Jo
0 komentar:
Posting Komentar